Laman

24 Maret 2014

Mengenang Bandung Lautan Api


Sekilas Sejarah Peristiwa Perjuangan Bandung Lautan Api
Karya: Drs. HME. Karmas
Kota Bandung menjadi sunyi karena seluruh Bandung bagian selatan, sebagian di daerah Bandung Utara, tinggal puing-puing bagaikan patung-patung  berhala. Dari Cimahi di sebelah Barat berbanjar hingga di Ujung Berung di sebelah Timur, dari pusat kota Bandung hingga ke Dayeuhkolot di sebelah Selatan menjelma sisa-sisa lautan api.

11 Maret 2014

Supersemar: Kudeta Merangkak MPRS

Oleh Asvi Warman Adam (Sejarawan, Peneliti Utama LIPI)


Dua versi isi Surat Perintah 11 Maret 1966
Ada berbagai cara melihat dan menganalisis Supersemar (Surat Perintah 11 Maret). Salah satunya dengan menggunakan teori "kudeta merangkak". Kudeta merangkak adalah rangkaian kegiatan untuk mengambil kursi kepresidenan secara bertahap sejak 1 Oktober 1965 sampai 1966 (keluarnya Supersemar) atau 1967 (pejabat presiden) atau 1968 (menjadi presiden).

Pandangan ini merupakan analisis post factum yang dikeluarkan setelah peristiwa itu terjadi. Dengan melihat rangkaian kejadian tersebut, ditarik kesimpulan. Jadi, bukanlah sesuatu yang direncanakan secara mendetail dari awal sampai akhir.

09 Maret 2014

Wage Rudolf Soepratman


W.R. Supratman dan lyric lagu Indonesia Raya
Indonesia Raya adalah lagu kebangsaan Republik Indonesia. Lagu ini pertama kali diperkenalkan oleh komponisnya, Wage Rudolf Soepratman, pada tanggal 28 Oktober 1928 pada saat Kongres Pemuda II di Batavia. Lagu ini menandakan kelahiran pergerakan nasionalisme seluruh nusantara di Indonesia yang mendukung ide satu "Indonesia" sebagai penerus Hindia Belanda, daripada dipecah menjadi beberapa koloni.

08 Maret 2014

Mengapa[1]

Tjipto Mangoenkoesoemo
Tawaran yang disampaikan kepada saya oleh majalah organisasi para pemuda untuk menyampaikan sepatah dua patah kata mengenai jalan penghidupan perhimpunannya, saya kira tidak boleh saya tolak. Tidak boleh, oleh karena bagi para pemuda yang masih berpijak pada perasaan dan dalam hidupnya hanya melihat bagian yang indah-indah saja, mungkin adanya kesediaan dan kegembiraan untuk berkorban mengharapkan pekerjaan yang lebih baik lagi hasilnya daripada yang diperoleh oleh kita orang tua-tua, akan tetapi sebaliknya kaum muda lebih peka dalam satu hal: semakin gembira dan giat mereka melaksanakan tugas yang telah mereka lakukan atas pilihannya sendiri, semakin cepat pula mereka menjadi putus asa. Oleh karena perasaan mereka masih harus berkembang menjadi satu keyakinan, dan keyakinan itu kelak akan menjadi tindakan. Dan selama masa perkembangan, koreksi terhadap diri-sendiri turut berkembang pula, mereka senantiasa berfikir apakah mereka benar-benar sudah berada di jalan yang benar; mereka senantiasa mempersoalkan apakah mereka tidak salah memilih jalan yang salah. Satu kali saja kecewa, habislah riwayatnya, dan bila keadaannya menjadi lebih baik, ia menjadi hilang semangat dan tidak mau bangkit lagi atau sebaliknya (ini secara ekstrim), ia menjadi musuh bebuyutan dari apa yang kemarin dianggap sebagai jalan keluar dalam teka-teki sedunia yang paling baik. Itulah sebabnya mengapa anak-anak muda yang itu juga minta kepada kita orang-orang tua yang memiliki suatu pandangan keduniawian dan pandangan hidup yang telah mantap oleh karena mereka sangat membutuhkannya sebagaimana mereka membutuhkan nasi sehari-hari. Saya ulangi mereka membutuhkan dukungan, dukungan moral, dan sekali-kali bukan pimpinan. Oleh karena yang masih muda-muda ini pun harus tumbuh lebih lanjut menjadi orang-orang dewasa, seperti juga kita harus tumbuh menjadi orang-orang yang lebih baik lagi, sehingga mereka mempunyai perasaan untuk berdiri sendiri dengan lebih mudah dan dapat berkembang daripada kita di masa yang silam.

06 Maret 2014

Dimensi Internasional Supersemar

Supersemar dalam dua versi
Pembicaraan tentang Surat Perintah 11 Maret 1966 umumnya menyangkut naskah asli dokumen tersebut atau tentang cara pemerolehannya yang tak biasa. Arsip Supersemar yang otentik belum ditemukan sampai sekarang dan dipercayai bahwa perintah itu diberikan bukanlah atas prakarsa Presiden Soekarno (Bung Karno), melainkan atas tekanan terhadap Bung Karno.