Laman

27 April 2015

Sosok Amir Sjarifuddin

Amir Sjarifuddin
(Foto: http://arahkiri2009.blogspot.com)
Amir Sjarifuddin lahir 27 April 1907 di Medan. Ayahnya Djamin gelar Baginda Soripada (1885-1949), seorang jaksa di Medan. Ibunya Basunu Siregar (1890-1931) dari keluarga Batak yang telah membaur dengan masyarakat Melayu-Islam di Deli. Ayahnya keturunan keluarga kepala adat dari Pasar Matanggor di Padang Lawas Tapanuli. Berkat koneksi, Soripada dapat diangkat menjadi asisten hoofddjaksa di Medan. Namun karena memukul seorang tahanan dipenjara Sibolga, ia dipecat dari jabatannya pada bulan April 1925 dan akhirnya dijatuhi hukuman penjara tiga setengah tahun, ditambah lima tahun tidak boleh bekerja sebagai pegawai negeri. Hukuman itu kemudian diperingan, dan terakhir dia menjadi seorang jurutulis pemerintah daerah di Tarutung. 

21 April 2015

Jeparanya Kartini

Tiga saudara Kartini, Kardinah dan Roekmini.
Foto: KITLV Museum Belanda
Jepara adalah sebuah tempat yang dimasa jauh begitu masyhur[1], sebuah pelabuhan terbaik Kerajaan Demak. Pelabuhan ini menjadi pusat pengiriman bahan makanan bagi daerah Maluku, Malaka, dan Jawa Barat.

Daerah ini, mula-mula dikenal oleh sejarah pada abad ke-8 Masehi. Di sinilah berdiri kerajaan Kalingga, yang diperintah oleh Ratu Shima. Sedang Ratu ini sendiri sangat terkenal karena kerasnya memegang keadilan dan kebenaran. Menurut sumber-sumber Tionghoa, salah seorang puteranya, karena tersenggol sebuah benda berharga di tengah jalan, yang tidak jelas siapa yang punya, harus menjalani hukuman potong anggota badan yang tersenggol.

20 April 2015

Perintis Perjoangan Nasionalisme Asia-Afrika adalah Republik Proklamasi Kita

Suasana Konferensi Asia-Afrika tahun 1955
Foto: kaskus

“Seluruh dunia kini telah mengakui satu kekuatan nyata dalam bidang politik, ekonomi dan kebudayaan. Untuk itu, setelah Perang Dunia ke-II, Nasionalisme Asia-Afrika menuntut adanya masyarakat-baru, lepas dari semua bentuk Kolonialisme dan Imperialisme Internasional.”

Nasionalisme Dalam Abad ke-20
Menarik sekali pidato yang disampaikan Presiden Soekarno dalam Majelis Umum PBB, dimana beliau menyampaikan peranan nasionalisme dalam abad ke-20, bahwa ahli filsafat termasyur Inggris, Betrand Russel telah ‘mewartakan’ sebuah aliran utama di dunia, selain Declaration of Independence dan Manifesto Komunis, ialah Nasionalisme Indonesia yang terkenal dengan julukan filsafat-nasional Pantja Sila.