Laman

25 Januari 2008

Masih Memuji-muji Orde Baru Adalah “Sinting”

Itulah sebabnya, maka walaupun rezim militer Suharto baru 7 tahun “lengser” dari kekuasaan mutlaknya yang sudah dipegangnya erat-erat secara tangan besi (dan tangan berdarah!!!) selama 32 tahun, maka makin sedikitlah jumlah orang-orang yang terang-terangan masih berani berkaok-kaok bahwa Suharto adalah pemimpin besar bangsa atau bahwa Orde Baru adalah rejim militer baik yang telah berjasa besar bagi negara dan rakyat. Lambat laun, makin banyaklah orang -- termasuk tokoh-tokoh masyarakat dan kaum intelektual -- yang berani terang-terangan mengkritik segi-segi buruk Suharto beserta keluarganya atau menghujat kesalahan dan kejahatan Orde Baru. Sekarang, berani terang-terangan memuji-muji Orde Baru adalah sesuatu yang bisa dianggap “aneh” atau ”sinting” oleh banyak orang.
Karena, kesalahan atau kejahatan yang dilakukan oleh rejim militer Orde Barunya Suharto dkk sudah begitu parahnya (ditambah sudah begitu banyaknya, serta sudah begitu lamanya!!!) sehingga sulit sekali bagi para tokoh-tokohnya untuk membantah secara serius adanya berbagai kesalahan perikemanusiaan atau kejahatan pelanggaran hak-hak azasi manusia itu. Hanya mereka yang betul-betul nalarnya rusak atau hatinya sudah benar-benar membusuklah (atau yang fikirannya tidak waras) yang berani mengingkari atau tidak mengakui adanya berbagai kesalahan atau kejahatan Orde Baru yang sudah dilakukan sejak tahun 1965.
Sebab, tentang berbagai macam kejahatan dan pelanggaran itu buktinya masih ada sekarang di mana-mana di seluruh Indonesia, dan saksi hidupnya juga masih banyak sekali. Mereka itu terutama terdiri para keluarga para korban yang dibunuh secara besar-besaran tahun 65 dan juga keluarga para tapol yang sudah ditahan secara sewenang-wenang dalam jangka lama atau dipenjarakan tanpa pengadilan. Tetapi tidak hanya mereka saja, orang-orang dari kalangan lainpun banyak yang sudah menerima perlakuan yang tidak adil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar