Laman

17 Desember 2011

Matinya Mahasiswa Pendemo


Seorang filsuf Yunani pernah menulis,
nasib terbaik adalah tidak dilahirkan,
yang kedua dilahirkan tapi mati muda,
dan yang tersial adalah umur tua.
Rasa-rasanya memang begitu.
Bahagialah mereka yang mati muda.

Itulah sepenggal catatan Soe HokGie, tokoh mahasiswa dan pemuda aktivis yang meninggal dunia saat baru berumur 27 tahun kurang sehari di puncak Gunung Semeru bersama Idhan Dhanvantari Lubis yang baru 20 tahun.

17 Mei 2011

Kusni Kasdut, Pejuang yang Terbuang

Revolusi meruntuhkan sistem nilai lama dan menyusun sistem nilai baru. Sedikit orang merenung dan mempertanyakan segala sesuatu dalam revolusi itu. Kebanyakan bertindak, larut tanpa bentuk di dalamnya dan mencari identitas yang terus terlepas. Kalaupun ada, salah satu pencari itu bernama Kusni Kasdut.

Semasa revolusi, Kusni ditugaskan melakukan hal-hal yang waktu itu dianggap perbuatan kepahlawanan. Akan tetapi selewat revolusi, perbuatan itu dinilai sebagai tindak pidana. Cerita demikian memang bisa didengar di mana pun, setelah revolusi selesai. Memang revolusi merupakan penjungkir-balikan segala nilai.

04 Mei 2011

Menyikapi Politik Buruh

Oleh: Surya Tjandra

"Sebuah pertemuan bersejarah kaum buruh Indonesia bertajuk ‘Trade Unions Meeting for Political Consensus’ dilaksanakan di Sukabumi, 23-25 November 2009"

Pertemuan ini digagas Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia dan diselenggarakan bersama dengan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia, Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia, Friedrich Ebert Stiftung Indonesia, dan the American Center for International Labor Solidarity, serta dihadiri oleh sekitar 50 aktivis dari sejumlah aktivis.

Seperti yang pernah diberitakan (Kompas, 23/11), pertemuan ini bertujuan membangun gerakan buruh yang

07 Januari 2011

Malari 1974 dan Sisi Gelap Sejarah

Kekerasan di Indonesia hanya dapat dialami dan dirasakan (akibatnya). Tetapi tidak untuk diungkap secara tuntas. Berita di koran hanya menyingkap fakta yang bisa dilihat dengan mata telanjang. Untuk kasus 15 Januari 1974 yang lebih dikenal dengan "Peristiwa Malari", tercatat sedikitnya 11 orang meninggal, 300 luka-luka, 775 orang ditahan. Sebanyak 807 mobil dan 187 sepeda motor dirusak/dibakar, 144 buah bangunan rusak berat. Sebanyak 160 kg emas hilang dari sejumlah toko perhiasan.

03 Januari 2011

Kebudayaan Imperialis AS yang Harus Dijebol

Pidato Pramoedya Ananta Toer dalam acara resepsi penutupan sidang Pleno Lekra di Palembang. dimuat di Harian Rakjat, Minggu, 15 Maret 1964.

Para pembesar setempat dan kawan-kawan sekalian, ormas-ormas sekawan, dan simpatisan-simpatisan.
Apabila perhatian kita tujukan pada hiasan di samping kiri saya, dapat dibaca semboyan baru 'Jebol Kebudayaan Imperialis AS, Bangun Kebudayaan Nasional dengan Kobarkan Kebangkitan Tani.' Semboyan ini tidak lain dari garis baru yang merupakan sari keputusan Pleno PP Lekra di kota ini.

Mungkin ada yang bertanya, apa hubungannya penjebolan kebudayaan imperialis Amerika Serikat dengan pembangunan kebudayaan nasional, dengan Kebangkitan Tani? Katak-katak yang begitu aktif di musim hujan ini pun, bila bisa membaca, segera akan mengerti, bahwa tanpa menjebol kebudayaan imperialisme Amerika Serikat, tidak mungkin kita membangun kebudayaan nasional, tidak mungkin kita mengobarkan kebangkitan tani. Jadi, di dalam